BAB 3 ILMU SOSIAL DASAR
a) Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
b) Menjelaskan pengertian fungsi keluarga
STUDI KASUS BAB 3
Pada dasarnya di dalam diri manusia terdapat jalinan antara roh dan jasad. Jasad bersifat material, sedangkan roh bersifat immaterial. Kebutuhan hidup manusia meliputi kedua unsur tersebut. Kegiatan manusia yang bersifat material bertujuan untuk memenuhi kebutuhan jasad (kebutuhan pokok) manusia seperti makan, minum, pakaian dan tempat tinggal, yang sering dikaitkan dengan kebutuhan yang bernilai estetis. Selain pemenuhan kebutuhan yang bernilai kebendaan, manusia juga membutuhkan pemenuhan kebutuhan yang bersifat rohani, berupa keselamatan dan kesenangan (plesure) yang meliputi pemenuhan kebutuhan akan rasa suka, mesra, puas, nikmat, enak, maupun gembira. Bidang yang merupakan sarana pemenuhan kebutuhan rohani, antara lain adalah kesenian atau karya seni, meskipun pada perkembangan selanjutnya karya seni kadang tidak lagi merupakan ungkapan nilai estetis dari masing-masing individu tetapi lebih merupakan ungkapan kreatif suatu masyarakat.
Di dalam pemenuhan kebutuhan jasmani dan rohani, diperlukan adanya suatu pranata-pranata, salah satunya adalah pranata pendidikan. Fungsi dari pranata ini adalah memobilisasi sumber-sumber daya lingkungan guna mengakomodasi kebutuhan akan pendidikan dengan berpedoman pada kebudayaan yang menjadi kerangkanya. Yang dimaksud dengan pendidikan disini adalah sebuah proses pengalihan kebudayaan, sebagai model-model pengetahuan, nilai-nilai dan kepercayaan. Proses pengalihan yang dilakukan oleh pendidik dan penerimaan yang dilakukan oleh peserta didik, bertalian dengan kebudayaan agar dapat dijadikan pedoman hidup (Rohidi, 1994 : 6-8). Proses pengalihan kebudayaan ini, meliputi sosialisasi, enkulturasi dan inkulturasi. Keberhasilan pendidikan dapat diukur dari sejauh mana proses pengalihan kebudayaan tersebut agar tetap mampu mempertahankan kesinambungan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Di samping itu, pendidikan juga membawa misi pembaharuan kebudayaan, sebagai suatu proses yang kreatif.
Hasil dari pendidikan tersebut dalam kehidupan sehari-hari, akan terwujud dalam berbagai pola tingkah laku peserta didik yang memungkinkan mereka mampu memainkan peran yang sesuai dengan tuntutan kognitif, psikomotorik, kreatif dan afektif serta memungkinkan untuk memiliki pandangan baru yang khas terhadap diri dan dunia sekitarnya.
Seni tari sebagai salah satu cabang kesenian yang merupakan bagian dari kebudayaan menjadi bagian penting dalam proses pendidikan di Taman Kanak-Kanak. Di dalam Program Kegiatan Belajar di Taman Kanak-Kanak, seni tari masuk ke dalam proses pengembangan motorik anak, baik motorik kasar maupun halus. Sehingga seni tari di dalam proses pendidikan di Taman Kanak-Kanak bukan merupakan kegiatan estetis murni melainkan merupakan kegiatan jasmani yang semata-mata untuk mengembangkan kemampuan anak dalam bergerak baik dengan menggunakan motorik halus ataupun motorik kasar. Meskipun demikian, seni tari di Taman Kanak-Kanak dapat membentuk kreativitas anak.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis akan membahas lebih lanjut bagaimana gambaran proses sosialisasi, enkulturasi dan internalisasi budaya dalam pendidikan seni tari di Taman Kanak-Kanak.
Sumber :
http://eny-tari.blogspot.com/2009/05/proses-sosialisasi-enkulturasi-dan.html
Teori :
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
a) Pendirian Nativistik
Menunjukan pendirian kemiripan apakah antara orang tua dengan anaknya.Tetapi hal ini menimbulkan keraguan apakah kesamaan disebabkan oleh pembawaan sejak lahir atau karena adanya fasilitas – fasilitas yang dapat memberikan dorongan ke arah kemajuan itu.
b) Pendirian empiristik dan enviromentalistik
Perumbuhan individu semata-mata tergantung pada lingkungan dan konsekuensinya.
c) Pendirian konvergen dan interaksi
Interaksi antara dasar lingkungan dapat mempengaruhi hidup individu
d) Tahap pertumbuhan individu berdasarkan psikologi
e) Pertumbuhan individu sejak lahir sampai masa dewasa atau masa kematangan itu melalui beberapa fase sebagai berikut:
a) Masa Vital
Masa vital yaitu dari 0.0 sampai kira-kira 2.0 tahun. Pada masa vital ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Menurut Frued tahun pertama dalam kehidupan individu itu sebagai masa oral, karena mulut dipandang sebagai sumbeer kenikmatan dan ketidaknikmatan.
b) Masa Estetik
Masa estetik dari umur 2.0 tahun sampai kira-kira 7.0 tahun. Masa ini dianggap sebagai masa pertumbuhan rasa keindahan. Sebenarnya kata estetik diartikan bahwa pada masa ini pertumbuhan anak yang terutama adalah fungsi pancaindera. Dalam masa ini pula tampak munculnya gejala kenakalan yang umumnya terjadi antara umur 3.0 tahun sampai umur 5.0 tahun. Anak sering menentang kehendak orang atau kadang-kadang menggunakan kata-kata kasar dengan sengaja melanggar apa yang dilarang dan tidak melakukan apa yang seharusnya untuk dilakukan.
c) Masa Intelektual
Masa intelektual atau masa keserasian bersekolah yaitu dari umur 7.0 tahun sampai kira-kira umur 13.0 tahun atau 14.0 tahun. Setelah anak melewati masa kegoncangan yang pertama, maka proses sosialisasinya telah berlangsung dengan lebih efektif. Sehingga menjadi matang untuk dididik dari pada masa-masa sebelumnya dan sesudahnya.
d) Masa Sosial/Remaja
Masa sosial/remaja kira-kira dari umur 13.0 tahun atau 14.0 tahun sampai kira-kira umur 20.0 tahun atau 21.0 tahun. Masa ini merupakan masa ynag banyak menarik perhatian masyarakat, karena mempunyai sifat-sifat khas dan yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakatnya. Peranan manusia dewasa harus hidup dalam alam kultur dan harus dapat menempatkan dirinya di antara nilai-nilai (kultur) itu maka perlu mengenal dirinya sebagai pendukung maupun pelaksana nilai-nilai. Untuk iniliah maka ia harus mengarahkan dirinya agar dapat menemukan diri, meneliti sikap hidup yang lama dan mencoba-coba yang baru agar dapat menjadi pribadi yang dewasa.
PENGERTIAN FUNGSI KELUARGA
Dalam kehidupan keluarga sering kita jumpai adanya pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan. Suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan itu biasa disebut fungsi. Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu.
Keluarga adalah unit atau satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok ini, dalam hubungannya dengan perkembangan individu dengan berbagai macam bentuk kepribadiannya dalam masyarakat. Tidaklah dapat dipungkiri, bahwa sebenarnya keluarga mempunyai fungsi yang tidak hanya terbatas selaku penerus keturunan saja. Banyak hal-hal mengenai kepribadian yang dapat dirunut dari keluarga, yang pada saat-saat sekarang ini sering dilupakan orang. Perkembangan intelektual akan kesadaran lingkungan seorang individu seringkali dilepaskan dan bahkan dipisahkan dengan masalah keluarga. Hal-hal semacam inilah yang sering menimbulkan masalah-masalah sosial, karena kehilangan pijakan. Keluarga sudah seringkali kehilangan peranannya. Oleh karena itu adalah kebijaksanaan kalau dilihat dan dikembalikan peranan keluarga dan proporsi yang sebenarnya dengan skala prioritas yang pas.
Menurut para ahli yang menganut aliran asosiasi pendapat, pertumbuhan adalah proses asosiasi.Pada asosiasi yang primer adalah bagian bagian.Dapat diartikan sebagai pertumbuhan seseorang tahap demi tahap karna pengaruh baik dari pengalaman atau empiris luar melalui panca indera yang menimbulkan sensation maupun pengalaman yang dalam mengenai keadaan batin sendiri.
Materi :
Pertumbuhan adalah proses perubahan secara perlahan lahan pada manusia dalam mengenal sesuatu.Proses perubahan yang mula-mula dari sifat asosial atau juga tahap demi tahap disosialisasikan.
opini:
Tidaklah dapat dipungkiri, bahwa sebenarnya keluarga mempunyai fungsi yang tidak hanya terbatas selaku penerus keturunan saja. Banyak hal-hal mengenai kepribadian yang dapat dirunut dari keluarga, yang pada saat-saat sekarang ini sering dilupakan orang. Perkembangan intelektual akan kesadaran lingkungan seorang individu seringkali dilepaskan dan bahkan dipisahkan dengan masalah keluarga. Keluarga sudah seringkali kehilangan peranannya. Oleh karena itu adalah kebijaksanaan kalau dilihat dan dikembalikan peranan keluarga dan proporsi yang sebenarnya dengan skala prioritas yang pas.
Sumber : DAFTAR PUSTAKA
Harwantiyoko dan Neltje F. Katuuk. 1997. MKDU Ilmu Sosial Dasar, Edisi kedua cetakan pertama. Penerbit Gunadarma. Jakarta
Selasa, 26 Oktober 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar