Subscribe to RSS Feed

Rabu, 29 September 2010

ISD sebagai MKDU

Studi Kasus 
 Berdasarkan data Education At a Glance: Indonesia – World Bank (Last updated November, 2008) – jumlah populasi usia 0-14 tahun di Indonesia sekitar 64,1 juta jiwa. Hal ini menandakan kita berpeluang menjadi negara produktif seandainya anak-anak bangsa ini dapat mengenyam pendidikan dengan baik. Namun fakta justru bertolak 180o, dimana kemiskinan telah memperkecil kesempatan dalam mengakses pendidikan karena biaya yang tak terjangkau.
Menurut data Departemen Pendidikan Nasional, angka putus sekolah jenjang pendidikan SD/MI antara tahun 2005/06 –2006/07 sebanyak 615.411 siswa. Sementara untuk pendidikan di SMP/MTs sebesar 232.834 siswa pada tahun yang sama. Kenyataan ini sungguh memprihatinkan, ditengah para pemimpin kita mengeluarkan banyak uang berebut puncak kekuasaan, di sisi lain anak-anak bangsa ini membutuhkan dana untuk hal yang lebih penting, yakni mengakses dunia pendidikan.
Sungguh ironis, salah satu efek dari demokrasi dalam beberapa hal telah membuat “hal yang kurang penting menjadi penting, dan yang benar-benar penting menjadi kurang penting”. Bagaimana tidak, bayangkan saja jika ratusan milyar dana-dana kampanye itu mengalir untuk dunia pendidikan. Maka, saya yakin Indonesia akan menjadi lebih indah, indonesia akan lebih bersinar. Anak-anak bangsa ini telah membuktikannya pada berbagai olimpiade sains international yang diselenggarakan. Kita juara, kita bisa dan kita bangga sebagai putra-putri Bangsa Indonesia.
Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional telah berupaya mengentaskan pendidikan melalui kebijakan BOS (Bantuan Operasional Sekolah) tahun 2009 diantaranya: menaikkan jumlah BOS. Jika tahun 2008 untuk siswa SD/MI Rp 254.000 per siswa, tahun 2009 naik menjadi Rp 397.000 per siswa yang bersekolah di kabupaten dan Rp 400.000 untuk siswa di kota. Sedangkan BOS SMP naik dari Rp 354.000 per siswa menjadi Rp 570.000 per siswa yang sekolah di kabupaten serta Rp 575.000 per siswa di kota. Mengingat banyak hal yang harus dibenahi, seperti infrastruktur sekolah dalam kondisi yang kurang layak dan banyaknya siswa yang putus sekolah akibat faktor ekonomi. Tak khayal hal ini menimbulkan rasa pesimis beberapa pihak yang menilai nominal tersebut masih kurang untuk mengatasi besarnya biaya unit pendidikan.
Bila kita cermati, mungkin saja benar jumlah tersebut sangat kurang, namun bila kita lihat hal positifnya, setidaknya kita tahu bahwa pemerintah kita sadar dan peduli akan persoalan serius bangsa ini. Kita semua harus menyadari bahwa persoalan ini adalah tanggung jawab kita semua. Saya yakin banyak dari kita mempunyai ide-ide cemerlang sebagai alternatif solusi atas masalah pendidikan ini. Yang dapat kita lakukan adalah mengimplementasikan ide-ide tersebut dalam masyarakat menurut cara yang kita anggap baik dan benar. Hal ini akan lebih bermakna dibandingkan dengan saling menyalahkan dan membebankan persoalan ini pada salah satu pihak saja. Saatnya kita bersatu membangun negeri kita tercinta ini, INDONESIA.

“Pendidikan murah untuk masyarakat miskin”, slogan ini terkesan bahwa pendidikan itu membutuhkan biaya besar yang harus ditanggung oleh orang tua sehingga terasa memberatkan. Penulis berpendapat, seandainya saja anak-anak sekolah juga diberikan ketrampilan yang diimplementasikan, dalam arti anak-anak sekolah disamping diberikan bekal ketrampilan spesifik juga dilibatkan dalam proyek-proyek berhubungan dengan ketrampilan tersebut sehingga mampu menghasilkan uang untuk membiayai pendidikan mereka sendiri maka hal ini akan lebih efektif dan efisien.

Alternatif yang penulis uraikan di sini, dapat diterapkan pada sekolah tingkat pertama (SMP). Konsekuensinya pihak sekolah harus mulai mengadakan training ketrampilan aplikatif, dan mengadakan kerja sama dengan perusahaan yang berhubungan dengan ketrampilan yang dilaksanakan. Hal ini tidak berarti kita mengeksploitasi anak, namun lebih mengarahkan meraka kepada hal yang lebih baik. Ide ini muncul ketika seorang teman kelahiran bali yang kuliah di australia mengatakan bahwa rata-rata remaja disana usia14-15 tahun sudah mulai melakukan part time untuk sekedar menambah uang jajan ataupun untuk membiayai sekolah mereka sendiri. Jika anak-anak australia bisa, mengapa kita tidak?.



Opini:
Sebenarnya banyak sekali anak-anak di Indonesia yang mempunyai kemampuan berpikir di atas rata-rata. Namun kendalanya yang terjadi adalah banyak orang tua dari anak-anak tersebut memiliki pendapatan di bawah rata-rata sehingga anak-anak tersebut hanya mampu bersekolah di tingkat SMA bahkan tidak bersekolah. Seharusnya pemerintah membuat suatu program yang mampu membuat anak-anak bisa mendapatkan pendidikan yang layak seperti anak-anak pada dasarnya, entah itu dengan menyediakan beasiswa untuk anak berprestasi ataupun yang lainnya. Negara kita membutuhkan orang-orang yang berkualitas untuk membangun negara ini, sangat disayangkan kalau banyak anak-anak yang berprestasi di negara ini disia-siakan hanya karena kurangnya mereka mengenyam pendidikan yang bekualitas?

Tujuan Pendidikan Umum Di Perguruan Tinggi

Teori Point 1:
Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Bentuknya: sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA). Pendidikan ini dapat meliputi pendidikan formal dan nonformal. contoh dari yang formal adalah dari sekolah dasar hingga pperguruan tinggi, dan untuk contoh yang nonformal adalah bimbingan belajar, TPA, dan lain-lain.

Materi Point 1:
1. Untuk membantu mahasiswa dalam memecahkan suatu permasalahan yang terjadi di dalam             kehidupan bermasyarakat
2. Untuk menjadikan orang yang pandai untuk bersosialisasi terhadap lingkungannya.
3. Memberitahukan pengetahuan dasar agar mahasiswa mampu untuk mengaplikasikan pengetahuan yang telah dia dapatkan kepada orang disekitarnya

Opini 1:
Jadi tujuan pendidikan umum adalah membuat kita  lebih terampil dan mempunyai wawasan yang luas agar kita mampu menjadikan diri kita menjadi orang yang berguna bagi orang banyak serta mampu untuk bersaing dengan orang lain dalam dunia kerja yang semakin hari semakin sulit unuk didapatkan.Kita juga mampu untuk membuat lapangan kerja untuk orang banyak.


Menjelaskan 3 kemampuan yang di harapkan dihasilkan dari lulusan perguruan tinggi :

Materi Point 2:
1. Bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, betindak dan berperilaku yang sesuai denan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap apa yang dilakukan dalam menyikapi suatu masalah yang terjadi
3. Mampu untuk bepikir secara logika agar dapat dimengerti oleh orang disekitar
4. Mempunyai pengetahuan yang luas sehingga mampu untuk membimbing sekitarmya menuju yang lebih baik ke depannya

Teori Point 2:
Pendidikan tinggi diharapkan dapat menghasilkan sarjana-sarjana yang mempunyai seperangkat pengetahuan yang terdiri atas.
1. Kemampuan akademis; adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tulisan, menguasai peralatan analisis, maupun berpikir logis, kritis, sitematis, dan analitis, memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi, serta mampu menawarkan alternative pemecahannya
2. Kemampuan professional; adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. 3. Kemampuan personal ; adalah kemampuan kepribadian. Dengan kemampuan ini para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukkan sikap, dan tingkah laku, dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan, dan kenegaraan, serta memiliki pandangan yang luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.

Opini Point 2:
Diharapkan lulusan pendidikan tinggi  mempunyai kualitas yang sangat baik serta mempunyai sifat yang mencerminkan kebaikan agar bisa menjadi orang yang professional kelak.


Menjelaskan latar belakang diberikannya ISD

Ternyata sekarang masih dirasakan banyaknya tenaga ahli yang berpengetahuan keahlian khusus dan mendalam, sehingga wawasannya sempit. Padahal sumbangan pemikiran dan adanya komunikasi ilmiah antara disiplin ilmu diperlukan dalam memecahkan berbagai masalah sosial masyarakat yang demikian kompleks.
Teori Point 3:
Latar belakang diberikannya ISD adalah banyaknya kritik yang ditujukan pada sistem pendidikan kita oleh sejumlah para cendikiawan, terutama sarjana pendidikan, sosial dan kebudayaan.

Opini Point 3:
Ilmu Sosial Dasar mampu untuk mengajarkan bagaimana cara kita yang benar dalam bergaul  dan membaur dengan masyarakat banyak.


Menjelaskan Pengertian ISD

Materi Point 4:
Ilmu sosial dasar adalah salah satu mata kuliah dasar umum yang merupakan matakuliah wajib yang diberikan di perguruan tinggi negeri maupun swasta.mata kuliah mata kuiah bantu yang bertujuan untuk menopang keahlian mahasiswa dalam disiplin ilmunya. demikian juga berbeda dengan pendidikan keahlian yang bertujuan untuk mengembangkan keahlian mahasiswa dalam bidang atau disiplin ilmunya.

Teori Point 4:
Kehidupan manusia sebagai mahluk sosial selalu dihadapkan kepada masalah sosial yang tdak dapat dipisahkan dalah kehudupan. Masalah sosial ini timbul sebagai akibat dari hubungannya dengan sesame manusia lainnya dan akibat tingkah lakunya.masalah sosial ini idaklah sama antara masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya karena adanya perbedaan dalam tingkat perkembangan kebudayaannya, serta sifat kependudukannya, dan keadaan lingkungan alamnya.

Opini Point 4:
Jadi ISD adalah mata kuliah yang menjelaskan tentang Bagaimana cara kita untuk bersosialisasi dan mampu memecahkan suatu masalah yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat dengan logis tanpa melanggar ketentuan yang berlaku di masyarakat.

Sumber: Diktat gunadarma ilmu sosial dasar dan menurut pemikiran yang telah saya lakukan.