Penalaran Induktif
Penalaran merupakan
suatu proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (empirik)
yang akan memberikan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi yang
sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap
benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Dan proses inilah yang disebut menalar.
Penalaran Induktif adalah
penalaran yang dapat dilihat dari suatu peristiwa khusus sebagai hasil
pengamatan empirik sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan ataupun
pengetahuan baru yang bersifat umum. Dengan kata lain, kesimpulan
tersebut belum tentu benar dan akan tetapi kesimpulan tersebut mempunyai
peluang untuk benar (kesimpulan tersebut tidak lebih dari suatu
pernyataan).
Contoh penalaran induktif :
Harimau
berdaun telinga berkembang biak dapat melahirkan. Babi berdaun telinga
berkembang biak dengan melahirkan. Ikan paus berdaun telinga berkembang
biak dengan melahirkan.
Kesimpulann:
Semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Penalaran induktif dapat berbentuk generalisasi, analogi, dan klasifikasi:
GENERALISASI
Generalisasi
adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar
gejala yang diamati. Generalisasi mencakup ciri-ciri esensial, bukan
rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan
fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain. Proses penalaran yang
bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Contoh Generalisasi:
• Rezky Aditia adalah bintang sinetron, dan ia berparas tampan.
• Dude Herlino adalah bintang sinetron, dan ia berparas tampan.
Generalisasi: Semua bintang sinetron berparas tampan.
Jenis – Jenis Generalisasi :
-Generalisasi Tanpa Loncatan Induktif
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: sensus penduduk.
-Generalisasi Dengan Loncatan Induktif
Adalah
generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang
diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh wanita dewasa di Indonesia senang memakai sepatu high heels.
ANALOGI
Analogi
adalah suatu perbandingan yang mencoba membuat suatu gagasan terlihat
benar dengan cara membandingkannya dengan gagasan lain yang mempunyai
hubungan dengan gagasan yang pertama. Dengan kata lain, penalaran
analogi dapat diartikan sebagai proses penyimpulan berdasarkan fakta
atau kesamaan atau proses membandingkan dari dua peristiwa (hal) yang
berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian ditariklah kesimpulan dari
persamaannya tersebut.
Jenis – Jenis Analogi :
a. Analogi Induktif
Analogi
induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada
dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada
fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi induktif
merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu
kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti
terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.
Contoh analogi induktif :
Club
Persija Jakarta mampu masuk babak final karena berlatih setiap hari.
Maka Club Persib Bandung akan masuk babak final jika berlatih setiap
hari.
b. Analogi Deklaratif
Analogi
deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu
yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah
dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal
atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita
ketahui atau kita percayai.
contoh analogi deklaratif :
deklaratif
untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara
kepala negara dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk
mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan
hati.
KLASIFIKASI
Klasifikasi
adalah pengelompokan yang sistematis dari pada sejumlah obyek, gagasan,
buku atau benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu
berdasarkan ciri-ciri yang sama
Macam – macam klasifikasi :
1. Klasifikasi Artifisial
Sistem ini
adalah mengelompokan bahan pustaka berdasarkan ciri atau sifat-sifat
lainnya, misal pengelompokan menurut pengarang, atau berdasarkan ciri
fisiknya, misalnya ukuran, warna sampul, dan sebagainya.
2.Klasifikasi Utility
Pengelompokan
bahan pustaka dibedakan berdasarkan kegunaan dan jenisnya. Misal, buku
bacaan anak dibedakan dengan bacaan dewasa. Buku pegangan siswa di
sekolah dibedakan dengan buku pegangan guru. Buku koleksi referens
dibedakan dengan koleksi sirkulasi (berdasar kegunaannya).
3. Klasifikasi fundamental
Pengelompokan
bahan pustaka berdasarkan ciri subyek atau isi pokok persoalan yang
dibahas dalam suatu buku. Pengelompokan bahan pustaka berdasarkan sistem
ini mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya:
a. Bahan pustaka yang subyeknya sama atau hampir sama, letaknya berdekatan.
b. Dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menilai koleksi yang
dimiliki dengan melihat subyek mana yang lemah dan mana yang kuat.
c. Memudahkan pemakai dalam menelusur informasi menurut subyeknya.
d. Memudahkan pembuatan bibliografi menurut pokok masalah.
e. Untuk membantu penyiangan atau weeding koleksi.
Kasifikasi
fundamental banyak digunakan oleh perpustakaan besar maupun kecil. Dalam
sistem tersebut buku dikelompokan berdasarkan subyek, sehingga
memudahkan pemakai dalam menelusur suatu informasi.
0 komentar:
Posting Komentar