Subscribe to RSS Feed

Kamis, 23 Mei 2013

PENALARAN INDUKTIF

 Penalaran Induktif

 

Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (empirik) yang akan memberikan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Dan proses inilah yang disebut menalar.

Penalaran Induktif adalah penalaran yang dapat dilihat dari suatu peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan ataupun pengetahuan baru yang bersifat umum. Dengan kata lain, kesimpulan tersebut belum tentu benar dan akan tetapi kesimpulan tersebut mempunyai peluang untuk benar (kesimpulan tersebut tidak lebih dari suatu pernyataan).

Contoh penalaran induktif :

Harimau berdaun telinga berkembang biak dapat melahirkan. Babi berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Ikan paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.

Kesimpulann:

Semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.

Penalaran induktif dapat berbentuk generalisasi, analogi, dan klasifikasi:

GENERALISASI

Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diamati. Generalisasi mencakup ciri-ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain. Proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.

Contoh Generalisasi:

• Rezky Aditia adalah bintang sinetron, dan ia berparas tampan.

• Dude Herlino adalah bintang sinetron, dan ia berparas tampan.

Generalisasi: Semua bintang sinetron berparas tampan.

Jenis – Jenis Generalisasi :

-Generalisasi Tanpa Loncatan Induktif

Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.

Contoh: sensus penduduk.

 -Generalisasi Dengan Loncatan Induktif

Adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.

Contoh: Hampir seluruh wanita dewasa di Indonesia senang memakai sepatu high heels.

 

ANALOGI

Analogi adalah suatu perbandingan yang mencoba membuat suatu gagasan terlihat benar dengan cara membandingkannya dengan gagasan lain yang mempunyai hubungan dengan gagasan yang pertama. Dengan kata lain, penalaran analogi dapat diartikan sebagai proses penyimpulan berdasarkan fakta atau kesamaan atau proses membandingkan dari dua peristiwa (hal) yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian ditariklah kesimpulan dari persamaannya tersebut.

 Jenis – Jenis Analogi : 

a. Analogi Induktif  

Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan. 

Contoh analogi induktif :

Club Persija Jakarta mampu masuk babak final karena berlatih setiap hari. Maka Club Persib Bandung akan masuk babak final jika berlatih setiap hari.

 b. Analogi Deklaratif  

Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.

contoh analogi deklaratif :

deklaratif untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.

 

KLASIFIKASI   

Klasifikasi adalah pengelompokan yang sistematis dari pada sejumlah obyek, gagasan, buku atau benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama 

Macam – macam klasifikasi :

1. Klasifikasi Artifisial 

Sistem ini adalah mengelompokan bahan pustaka berdasarkan ciri atau sifat-sifat lainnya, misal pengelompokan menurut pengarang, atau berdasarkan ciri fisiknya, misalnya ukuran, warna sampul, dan sebagainya. 

 2.Klasifikasi Utility 

Pengelompokan bahan pustaka dibedakan berdasarkan kegunaan dan jenisnya. Misal, buku bacaan anak dibedakan dengan bacaan dewasa. Buku pegangan siswa di sekolah dibedakan dengan buku pegangan guru. Buku koleksi referens dibedakan dengan koleksi sirkulasi (berdasar kegunaannya). 

 3. Klasifikasi fundamental 

Pengelompokan bahan pustaka berdasarkan ciri subyek atau isi pokok persoalan yang dibahas dalam suatu buku. Pengelompokan bahan pustaka berdasarkan sistem ini mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya: 

a. Bahan pustaka yang subyeknya sama atau hampir sama, letaknya berdekatan. 

b. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menilai koleksi yang dimiliki dengan melihat subyek mana yang lemah dan mana yang kuat. 

c. Memudahkan pemakai dalam menelusur informasi menurut subyeknya. 

d. Memudahkan pembuatan bibliografi menurut pokok masalah. 

e. Untuk membantu penyiangan atau weeding koleksi.

Kasifikasi fundamental banyak digunakan oleh perpustakaan besar maupun kecil. Dalam sistem tersebut buku dikelompokan berdasarkan subyek, sehingga memudahkan pemakai dalam menelusur suatu informasi.

0 komentar:

Posting Komentar