BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perkembangan usaha dewasa ini telah diwarnai menghadapi persaingan
tersebut produk Honda selalu dengan berbagai macam persaingan di segala
bidang. menciptakan penemuan-penemuan baru yang mana Melihat kondisi
tersebut menyebabkan pebisnis disesuaikan dengan perkembangan jaman dan
semakin dituntut untuk mempunyai strategi yang keinginan dari
masyarakat agar produknya tetap laku. tepat dalam memenuhi target volume
penjualan. Mengingat perkembangan teknologi yang makin dinamis,
manusia dituntut dengan cepat dan tepat untuk bertindakagar tidak
kalah bersaing. Menurut Kotler (2002:34), dalam meningkatkan
persaingan masing-masing perusahaan harus dapat memenangkan persaingan
tersebut dengan menampilkan yang terbaik dan dapat memenuhi selera
konsumen yang selalu berkembang dan berubah-ubah Seiring dengan
perkembangan jaman dan semakin meningkatnya kebutuhan alat transpotasi
membawa angin segar bagi perusahaan otomotif terutama di bidang sepeda
motor, yang mana dibutuhkan oleh banyak orang selain harganya
terjangkau dan mudah perawatannya. Saat ini banyak sekali bermunculan
merek sepeda motor dengan berbagai model, desain, memberikan kualitas
yang bagus dan harga yang cukup bersaing. Bagi perusahaan yang
bergerak di bidang otomotif hal ini merupakan suatu peluang untuk
menguasai pangsa pasar. Salah satu merek yang digemari oleh sebagian
masyarakat sejak dahulu adalah merek Honda. Untuk menghadapi persaingan
tersebut produk honda selalu menciptakan penemuan-penemuan baru yang
mana disesuaikan dengan perkembangan zaman dan keinginan dari masyarakat
agar produknya tetap laku.
Produk yang ditawarkan oleh perusahaan dapat menjadi salah satu
pembentukan motivasi, persepsi dan sikap konsumen dalam melakukan
pengambilan keputusan. Disamping itu kemudahan untuk mendapatkan alat
transpotasi jenis sepeda motor saat ini sangat mudah karena program
pemberian kredit bisa dilakukan dengan uang muka yang terjangkau oleh
semua lapisan masyarakat. Perilaku konsumen dipengaruhi olek faktor
usia, jenis kelamin,pekerjaan dan pendapatan. Berdasarkan semakin
tingginya kebutuhan masyarakat terhadap alat transportasi pribadi berupa
sepeda motor dan meningkatnya persaingan untuk merebut konsumen maka
penulis tertarik untuk meneliti “Pengaruh Motivasi,Persepsi, dan Sikap
Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek “HONDA” di
Kawasan Surabaya Barat.”
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Apakah ada pengaruh motivasi,persepsi dan sikap konsumen terhadap
keputusan pembelian sepeda motor merek “HONDA” di kawasan surabaya barat
?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi, persepsi dan sikap
konsumen terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek”HONDA”di
kawasan surabaya barat.
1.4 METODE PENELITIAN
1.4.1 desain penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah serta karakteristik
obyek yang diteliti dapat diklasifikasikan sebagai penelitian yang
menggunakan hipotesis.Penelitian ini berdasarkan fakta yang ada di
masyarakat tentang pemilihan alat transpotasi roda dua yaitu sepeda
motor Merek “Honda” di Kawasan Surabaya Barat.
1.4.2 jenis dan sumber data
Jenis data yang digunakan adalah data interval, dinyatakan dalam angka
mulai dari skala terkecil sampai dengan yang terbesar, selain itu
mempunyai jarak yang sama antara angka yang satu dengan angka yang
lainnya (1= sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 netral, 4 = setuju,
5 = sangat setuju).Sedangkan sumber data yang digunakan adalah bersifat
primer. Data diperoleh melalui kuisioner yang disebarkan kepada
responden di Kawasan Surabaya Barat yang terdiri dari tujuh kecamatan
yaitu Kecamatan Asemrowo, Sukomanunggal, Tandes, Benowo, Pakal,
Lakarsantri dan Sambikerep.
1.4.3 identifikasi variabel dan definisi operasional
Independent Variable Dalam penelitian ini variabel bebas ada tiga sebagai berikut:
- Motivasi Konsumen (X1)
- Persepsi Konsumen (X2)
- Sikap Konsumen (X3)
Definisi Operasional
Motivasi
Konsumen : Adalah kekuatan penggerak dalam diri konsumen yang
memaksa bertindak untuk memenuhi apa yang diinginkan atau dibutuhkan
Persepsi Konsumen : Tanggapan konsumen terhadap keberadaan suatu obyek atau produk yang menjadi pilihannya
Sikap
Konsumen : Penilaian evaluatif konsumen terhadap suatu obyek atau
produk yang diminati
2
Keputusan Pembelian: Pilihan akhir yang dilakukan oleh konsumen dalam me-
menuhi keinginan atau kebutuhannya
1.4.4 teknik pengambilan sampel dan teknik analisis data
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah random sampling pada
masyarakat pembeli dan pengguna sepeda motor Merek “Honda” di Kawasan
Surabaya Barat. Jumlah sampel menggunakan sampel besar yaitu > 30
(Djarwanto, 1999 : 4) yaitu 125 orang. Menurut Nazir (1998:221) jumlah
sampel ditetapkan atas pertimbangan pribadi, dengan catatan bahwa sampel
tersebut cukup mewakili populasi dengan pertimbangan biaya dan waktu.
Teknik analisis data Untuk perhitungan statistik dalam penelitian ini
digunakan program SPSS adapun teknik analisis data diuraikan sebagai
berikut:
Data diperoleh melalui kuisioner yang disebarkan
- Analisis Regresi Linier Berganda
- Koefisien Determinasi Berganda (R )
- Koefisien Korelasi Berganda ( R )
- Koefisen Korelasi Parsial ( r )
1.4.5 hipotesis
Motivasi, persepsi, sikap konsumen berpengaruh terhadap keputusan
pembelian persepsi konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian
sikap konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 KERANGKA TEORI
Tentang pengaruh persepsi dan sikap terhadap keputusan pembelian Mobil
Daihatzu Xenia di Surabaya,hasil penelitian menjelaskan bahwa ada
pengaruh yang signifikan persepsi dan sikap konsumen terhadap keputusan
pembelian.Seseorang dalam kehidupannya akan dipacu untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginannya berdasarkan skala prioritas dan kebutuhan
tersebut berupa barang primer maupun barang sekunder. Mengingat makin
berkembangnya daerah permukiman yang jauh dari pusat kota maka makin
dibutuhkan sarana transportasi pribadi yang cukup efektif bagi keluarga.
Saat ini kebutuhan transpotasi pribadi jenis roda dua khususnya sepeda
motor sudah menjadi kebutuhan masyarakat umum.
Kebutuhan
masyarakat tersebut ditangkap oleh pengusaha sebagai peluang untuk
mengembangkan kinerja bisnisnya dengan melakukan pengamatan kepada
perilaku konsumen. Kinerja bisnis akan ercapai dengan baik apabila unit
pemasaran bekerja dengan maksimal dalam usaha memperoleh konsumen yang
potensial. Menurut Sigit (2002:6); pema-
saran adalah semua kegiatan usaha yang diperlukan untuk mengakibatkan terjadinya pemindahan untuk
mengakibatkan terjadinya pemindahan pemilikan barang atau jasa dan
untuk menyelenggarakan distribusi fisiknya sejak dari produsen awal
sampai konsumen akhir. Sedangkan Swasta, Handoko (2000:6) menyatakan
bahwa terdapat falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan
konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup
perusahaan. Konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap
keinginan dan kebutuhan konsumen atau berorientasi pada konsumen
(Consumer Oriented), hal ini berbeda dengan pandangan yang terdahulu
bahwa pemasaran berorietasi kepada produk, penjualan dan keuangan
perusahaan. Sehubungan dengan keberadaan konsumen dan beraneka ragam
perilakunya maka produsen harus benar-benar tanggap untuk melakukan
pengamatan terhadap apa yang menjadi keinginannya. Menurut Solomon et
al. (2002:6); Consumer behavior is the study of the proceses involved
when individuals or
groups select, purchase use or dispose of products, services,
ideas, or experiences to satisfy needs and desires. Jadi pada dasarnya
pengusaha mempunyai kewajiban untuk memenuhi dan memuaskan konsumen
melalui produk yang ditawarkan. Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi
konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal. Menurut
Swasta
dan Handoko (2000:58); Faktor internal yang dapat mempengaruhi perilaku
konsumen antara lain :1) motivasi dan 2) persepsi. Sedangkan menurut
Schiffman dan Kanuk (2000:69); motivasi adalah The Driving force with in
individual that impels then to action.Motivasi merupakan kekuatan
penggerak dalam diri seseorang yang memaksanya untuk bertindak.
Sedangkan Handoko (2001:225) mengatakan bahwa motivasi adalah suatu
keadaan dalam pribadi yang mendorong keinginan individu untuk melakukan
keinginan tertentu guna mencapai tujuan. Dalam bidang pemasaran Sigit
(2002:17) menjelaskan bahwa motivasi pembelian adalah
pertimbangan-pertimbangan dan pengaruh yang mendorong orang
untuk melakukan pembelian. Dalam
motivasi pembelian terbagi menjadi motivasi rasional dan emosional.
Motivasi rasional adalah pembelian yang didasarkan kepada kenyataan- 3
kenyataan
yang ditunjukkan oleh produk kepada konsumen dan merupakan atribut
produk yang fungsional serta obyektif keadaannya misalnya kualitas
produk, harga produk, ketersediaan barang, efisiensi kegunaan barang
tersebut dapat diterima. Sedangkan motivasi emosional dalam pembelian
berkaitan dengan perasaan, kesenangan yang dapat
ditangkap
oleh pancaindera misalnya dengan memiliki suatu barang tertentu dapat
meningkatkan status sosial, peranan merek menjadikan pembeli menunjukkan
status ekonominya dan pada umumnya bersifat subyektif dan simbolik.
Pada saat seseorang
akan
mengambil keputusan untuk membeli suatu produk tentunya akan
dipengaruhi oleh kedua jenis motivasi tersebut yaitu motivasi rasional
dan emosional.
Disamping
motivasi mendasari seseorang untuk melakukan keputusan pembelian maka
akan dipengaruhi juga oleh persepsinya terhadap apa yang diinginkan.
Konsumen akan menampakkan perilakunya setelah melakukan persepsi
terhadap keputusan apa yang akan diambil dalam membeli suatu produk.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2000:146) Percep-
tion is process by which an individuals selects, organizers, and interprets stimuli into the a
meaningfull
and coherent picture of the world. Kurang lebihnya bahwa persepsi
merupakan suatu proses yang membuat seseorang untuk memilih,
mengorganisasikan dan menginterprestasikan rangsangan-rangsangan yang
diterima menjadi suatu gambaran yang berarti dan lengkap tentang
dunianya. Sedangkan Kotler dan Amstrong (1996:156) menge-
mukakan
bahwa dalam keadaan yang sama, persepsi eseorang terhadap suatu produk
dapat berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh adanya proses seleksi
terhadap berbagai stimulus yang ada. Pada hakekatnya persepsi akan
berhubungan dengan perilaku seseorang dalam
mengambil
keputusan terhadap apa yang dikehendaki. Salah satu cara untuk
mengetahui perilaku konsumen adalah dengan menganalisis persepsi
konsumen terhadap produk. Dengan persepsi konsumen kita dapat mengetahui
hal–hal apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, kesempatan ataupun
ancaman bagi produk kita. Selain persepsi akan muncul pula sikap
seseorang dalam menilai suatu obyek yang akan diminati dan untuk
dimiliki. Sikap sebagai suatu evaluasi yang menyeluruh dan memungkinkan
seseorang untuk merespon dengan cara yang menguntungkan atau tidak
terhadap obyek yang dinilai. Menurut Robbins
2006:169)
sikap adalah pernyataan-pernyataan atau penilaian evaluatif berkaitan
dengan obyek,orang atau penilaian evaluatif berkaitan dengan obyek,orang
atau
suatu
peristiwa. Sedangkan menurut Simamora2002:14) bahwa di dalam sikap
terdapat tiga kom-ponen yaitu 1) Cognitive component: kepercayaan
konsumen dan pengetahuan tentang obyek.Yang dimaksud obyek adalah
atribut produk, semakin positif kepercayaan terhadap suatu merek suatu
produk maka keseluruhan komponen kognitif akan mendukung sikap secara
keseluruhan. 2) Affective component : emosional yang merefleksikan
perasaan seseorang terhadap suatu obyek, apakah obyek tersebut
diinginkan atau disukai. 3) Behavioral component: merefleksikan
kecenderungan dan perilaku aktual terhadap suatu obyek, yang mana
komponen ini menunjukkan kecenderungan melakukan suatu tindakan. Menurut
Loudan dan Delabitta 2004:217); komponen kognitif merupakan kepercayaan
terhadap merek, komponen afektif merupakan evaluasi merek dan komponen
kognatif menyangkut maksud atau niatan untuk membeli. Proses pengambilan
keputusan pembelian pada setiap orang pada dasarnya adalah sama, hanya
saja semua proses tersebut tidak semua dilaksanakan oleh para konsumen.
Berdasarkan tujuan pembelian, konsumen dapat diklasifikasikan menjadi
dua kelompok yaitu konsumen akhir atau individual dan konsumen
organisasional
atau konsumen industrial. Konsumen akhir terdiri atas individu dan
rumah tangga yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk
dikonsumsi. Sedangkan konsumen organisasional terdiri atas organisasi,
pemakai industri, pedagang dan lembaga non profit, tujuan pembeliannya
adalah untuk keperluan bisnis atau meningkatkan
kesejahteraan
anggotanya. Perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan untuk
melakukan pembelian akan diwarnai oleh ciri kepribadiannya, usia,
pendapatan dan gaya hidupnya. Menurut Kotler (2000:170-176) konsumen
dalam melakukan keputusan pembelian ada lima tahapan yaitu: 1)
pengenalan masalah, 2) pencarian informasi, 3) evaluasi alternatif, 4)
keputusan pembelian, 5) perilaku pasca pembelian.
2.2 PEMBAHASAN
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas
konstrak. Menurut Azwar (2001:67); pengujian validitas konstrak
diutamakan dalam pengembangan dan evaluasi terhadap suatu konsep dan
teori.Validitas digunakan untuk menguji kesahihan atau ketepatan alat
ukur, apakah memperoleh informasi sesuai dengan yang diharapkan. Dari
perhitungan yang ada didapatkan hasil sebagai berikut pada lampiran
Tabel 1, Tabel 2, Tabel 3, Tabel 4. Dari tabel validitas Motivasi,
Persepsi, Sikap Konumen dan Keputusan Pembelian dapat menjelaskan bahwa
pertanyaan yang ada di dalam variabel tersebut dinyatakan valid dan
tidak ada yang gugur (tingkat signifikan a = 0,05, nilai sig.2-tailed =
0,000 < a = 0,05) dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.
Tabel 1. Validitas Motivasi Konsumen
Tabel 1. Validitas Motivasi Konsumen
no pertanyaan korelasi nilai sig kesimpulan
item terhadap total (2-tailed)
korelasi
1 Saya terdorong membeli sepeda
motor merek Honda karena 0,905 0,000 valid(sahih)
kualitasnya terjamin
2 Saya membeli sepeda motor 0,656 0,000 Valid (Sahih)
Merek honda harga purna jualnya
Tinggi dibandingkan merek lain
3 Sepeda motor merek Honda 0,837 0,000 Valid (Sahih)
Nyaman pemakaiannya
4 Harga sepeda motor merek 0,895 0,000 Valid (Sahih)
Honda terjangkau oleh masyarakat
5 Model sepeda motor merek 0,971 0,000 Valid (Sahih)
Honda bervariasi dan tidak
Ketinggalan jaman
Tabel 2. Validitas Persepsi Konsumen
no pertanyaan korelasi item nilai sig kesimpulan
terhadap total korelasi (2-tailed)
1 Suara mesin sepeda motor 0,885 0,000 Valid (Sahih)
Honda halus
2 Menggunakan sepeda motor 0,824 0,000 Valid (Sahih)
Merek honda menaikkan
rasapercaya diri
3 Daya tahan mesin sepeda motor 0,957 0,000 Valid (Sahih)
Merek honda nyaman
4 Bahan bakar sepeda motor merek 0,896 0,000 Valid (Sahih)
Honda irit 6
5 Mesin sepeda motor merek 0,854 0,000 Valid (Sahih)
Hoda stabil dalam pemakaian
jarak jauh
Tabel 3. Validitas Sikap Konsumen
No pertanyaan korelasi item nilai sig kesimpulan
Terhadap total korelasi ( 2-tailed)
1 Model lampu sepeda motor 0,908 0,000 Valid (Sahih)
Honda sesuai dengan trend masa
kini
2 Model knalpot sepeda motor 0,723 0,000 Valid (Sahih)
Honda lebih ramping
3 Kombinasi warna sepeda motor 0,917 0,000 Valid (Sahih)
serasi
4 Striping stikernya sesuai dengan 0,905 0,000 Valid (Sahih)
Desain masa kini
5 Felg yang bervariasi 0,750 0,000 Valid (Sahih)
Tabel 4. Validitas Keputusan Pembelian
No pertanyaan korelasi item nilai sig kesimpulan
Terhadap total korelasi (2-tailed)
1 Tidak ada pilihan merek lain 0,932 0,000 Valid (Sahih)
Untuk membeli sepeda motor
kecuali merk Honda
2 Semua keluarga membeli dan 0,731 0,000 Valid (Sahih)
Memiliki sepeda motor merek
Honda
3 Informasi tentang kualitas sepeda 0,925 0,000 Valid (Sahih)
Motor merek honda sudah memasyarakat
4 Sparepart sepeda motor merek 0,758 0,000 Valid (Sahih)
Honda mudah didapatkan
5 Pemberian bonus yang menarik 0,874 0,000 Valid (Sahih)
Dalam pembelian sepeda motor
merek Honda
Uji reliabilitas
Uji
realibilitas dimaksudkan untuk menunjukkan tentang sifat suatu alat
ukur apakah cukup akurat, stabil atau konsisten dalam mengukur apa yang
ingin diukur. Perhitungan dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS
11,0 dengan menggunakan metode konsistensi internal melalui teknik
analisis varian dari Alpha Cronbach (a > 60%). Hasil
uji realibilitas keempat variabel dapat digambarkan sebagi berikut dalam
lampiran Tabel 5, Tabel 6, Tabel
7,
Tabel 8. Dari tabel Relibilitas Motivasi, Persepsi, Sikap Konsumen dan
Keputusan pembelian hasilnya koefisien cronbach Alpha lebih besar dari
60 % (0,60) artinya semua pertanyaan yang ada pada masing-masing
variabel tidak ada yang tidak reliabel dan dapat digunakan untuk
analisis selanjutnya.
Tabel 5. Realibilitas Motivasi Konsumen
no pertanyaan croncbach alpha croncbach kesimpulan
if item delete alpha
1 Saya terdorong membeli sepeda 0,930 0,949 Reliable
Motor merek honda
karena kualitasnya terjamin
2 Saya membeli sepeda motor 0,935 0,949 Reliable
Merek honda harga purna jualnya
tinggi dibandingkan dengan merek lain
3 Sepeda motor merek Honda 0,919 0,949 Reliable
Nyaman pemakainya
4 Harga sepeda motor merek Honda 0,923 0,949 Reliable
Terjangkau oleh masyarakat
5 Model sepeda motor merek Honda 0,934 0,949 Reliable
Bervariasi tidak naik ketinggalan jaman
Tabel 6. Realibilitas Persepsi Konsumen
No pertanyaan korelasi item croncbach alpha kesimpulan
Terhadap total korelasi
1 Suara mesin sepeda motor Honda halus 0,940 0,952 Reliable
2 Menggunakan sepeda motor merek Honda 0,944 0,952 Reliable
menaikkan rasapercaya diri
3 Daya tahan mesin sepeda motor merek Honda 0,926 0,952 Reliable
nyaman
4 Bahan bakar sepeda motor merek Honda irit 0,921 0,952 Reliable
5 Mesin sepeda motor merek Honda stabil dalam 0,939 0,952 Reliable
pemakaian jarak jauh
Tabel 7. Realibilitas Sikap Konsumen
no pertanyaan korelasi item croncbach alpha kesimpulan
terhadap total morelasi
1 Model lampu sepeda motor Honda 0,930 0,944 Reliable
Sesuai dengan trend masa kini
2 Model knalpot sepeda motor Honda 0,942 0,944 Reliable
Lebih ramping
3 Kombinasi warna sepeda motor 0,929 0,944 Reliable
Honda serasi
4 Striping stikernya sesuai dengan 0,936 0,944 Reliable
Desain masa kini
5 Felg yang bervariasi 0,942 0,944 Reliable 9
Tabel 8. Realibilitas Keputusan Pembelian
No pertanyaan korelasi item croncbach alpha kesimpulan
Terhadap total korelasi
1 Tidak ada pilihan merek lain untuk 0,907 0,923 Reliable
Membeli sepeda motor kecuali honda
2 Semua keluarga membeli dan memiliki 0,900 0,923 Reliable
Sepeda motor merek honda
3 Informasi tentang kualitas sepeda 0,916 0,923 Reliable
Motor merek honda sudah memasyarakat
4 Sparepart sepeda motor merek 0,906 0,923 Reliable
Honda mudah didapatkan
5 Pemberian bonus yang menarik dalam 0,895 0,923 Reliable
Pembelian sepeda motor merek honda
Tabel 9. Hasil Regresi
Variabel kep.pembelian uji –F uji-T r R2 R
F hitung f tabel Thitung t tabel
Motivasi 0,393 2,072 1,975 16,70 %
Persepsi 0,142 730,302 2,427 2,159 1,975 16,63 % 0,947 0,973
Sikap 0,032 2,153 1,975 16,09 %
Tabel 10. Anova
Sumber variasi Df j kuadrat rataan kuadrat F-hitung Sig
Regresi 3 126,123 31,541 730,302 0,000
Residual 163 7,030 0,043
Total 166 133,153
7,380
mempunyai arti keputusan pembelian akan meningkat sebesar 7,380 jika
variabel motivasi,persepsi dan sikap konsumen konstan. Sedangkan
koefisen regresi pada Motivasi berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian sebesar 0,393 dan persepsi berpengaruh positif terhadap
keputusan pembelian sebesar 0,142 serta variabel sikap berpengaruh
positif terhadap keputusan pembelian sebesar 0,037. Hasil Regresi dapat
disajikan sebagai berikut dalam lampiran Tabel 9, Tabel 10. 2 Koefisen
determinasi berganda (R ) sebesar 0,947 menunjukkan bahwa sumbangan
efektif variabel motivasi, persepsi dan sikap konsumen
secara
signifikan terhadap keputusan pembelian sebesar 94,7 % sedangkan
sumbangan dari variabel lain sebesar 5,3 persen. Dengan menggunakan
taraf signifikan (a) = 5 % diperoleh F hitung = 730,302 lebih besar dar F
tabel 2,427, jadi secara bersama-sama terdapat pengaruh secara
signifikan variabel motivasi, persepsi dan sikap konsumen terhadap
keputusan pembelian. Sedangkan koefisen korelasi berganda (R) sebesar
0,973 dapat diartikan bahwa
10
antara
variabel Motivasi, persepsi dan sikap konsumen secara signifikan
mempunyai hubungan yang baik terhadap keputusan pembelianKoefisien
korelasi parsial (r) digunakan untuk mengukur keeratan hubungan variabel bebas motivasi, persepsi dam sikap konsumen secara parsial terhadap variabel terikat. Berdasarkan uji – t dengan taraf signifikan (a) = 5% didapatkan hubungan variabel bebas dengan variabel terikat sebagai berikut: motivasi terhadap keputusan pembelian sebesar 16,70%. Persepsi terhadap keputusan pembelian
sebesar 16,63% dan sikap terhadap keputusan pembelian
sebesar 16,09%. Dalam hal ini yang paling erat hubungan variabel bebas
dengan variabel terikat adalah motivasi konsumen setelah itu persepsi
konsumen.
Dari analisis data ternyata secara bersama-sama
variabel motivasi, persepsi dan sikap konsumen berpengaruh secara
signifikan terhadap keputusan pembelian hal ini ditandai oleh adanya T
hitung lebih besar dari t tabel 730,302 > 2,427 Sig. = 0,000 lebih
kecil dari dengan a = 0,05 seperti yang dikatakan oleh Kotler, Amstrong
(2003 : 200) unsur yang terdapat
pada
pribadi konsumen memberi rangsangan untuk melakukan keputusan
pembelian, unsur yang dimaksud adalah dorongan, persepsi dan sikap
terhadap kebutuhan yang harus dipenuhi. Pengaruh secara bersama-sama ini
diperkuat dengan pengaruh secara parsial melalui uji t yang mana
masing-masing T hitung dari variabel bebas lebih besar dari t tabel
dengan rincian sebagai berikut: T hitung. Motivasi = 2,072 Persepsi = 2,159 dan Persepsi = 2,153 lebih
besar
dari t tabel = 1,975. Berdasarkan analisis data, maka terjawab bahwa
hipotesis yang mengatakan motivasi, persepsi dan sikap konsumen
berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada sepeda motor Merek HONDA
di kawasan Surabaya Barat terbukti
kebenarannya.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Motivasi
dalam diri akan mempengaruhi seseorang (konsumen) dalam melakukan
pembelian karena didasarkan pada dorongan yang dimiliki misalnya
penilaian terhadap kualitas, harga, kenyamanan pemakaian terhadap barang
yang dibutuhkan. Peran persepsi konsumen akan
mempengaruhi pula Terhadap keputusan pembelian, hal ini wajar karena
Setiap orang akan memiliki persepsi yang berbeda beda terhadap suatu
obyek oleh karena itu keputusan pembelian akan cepat terlaksana apabila
muncul persepsi positif terhadap barang yang akan dibelinya. Persepsi
tersebut dapat berupa penilaian terhadap apa saja yang melekat pada
suatu produk yang dapat menimbulkan kepuasan dan kenyamanan pada
konsumen. Sikap merupakan stimulus yang dapat menyebabkan konsumen
tertarik membeli suatu barang, tentunya sikap yang muncul adalah yang
positif misalnya: kepercayaan, emosional unuk memiliki suatu barang
dengan kesadaran tinggi terhadap untung dan ruginya. Menurut Guiltinan,
Paul 2001: 423) mengatakan bahwa konsumen akan menjatuhkan pilihannya
terhadap barang yang dibeli didorong oleh lingkungan teknologi, budaya
dan
ekonomi yang terjadi.