Subscribe to RSS Feed

Rabu, 17 November 2010

Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan

Studi Kasus:

Ahad 17 Oktober kemarin diperingati sebagai Hari Anti Kemiskinan. Sebagai salah satu fenomena sosial yang dihadapi oleh semua negara, kemiskinan merupakan bagian dari agenda pembangunan yang tak henti-hentinya menjadi wacana dan diskursus yang ramai didiskusikan oleh berbagai kalangan.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), sampai Maret 2010 jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 31,02 juta jiwa atau sekitar 13,3 persen dari jumlah penduduk. Angka ini mengalami penurunan 1,51 juta jiwa dibanding tahun Maret 2009 yang mencapai 32,53 juta orang.

Selain itu,jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan mengalami penurunan 0,81 juta jiwa atau 11,10 juta orang sampai Maret (2010) dari 11,91 juta di Maret 2009. Demikian halnya di daerah perdesaan telah mengalami penurunan 0,69 juta jiwa, atau dari 20,62 juta (Maret 2009) menjadi hanya 19,93 juta jiwa tahun ini.


Materi:


Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penerapannya, keduanya menghasilkan suatu kehidupan di dunia (satu dunia), yang diantaranya membawa malapetaka yang belum pernah dibayangkan. Oleh karena itu, ketika manusia sudah mampu membedakan ilmu pengetahuan (kebenaran) dengan etika (kebaikan), maka kita tidak dapat netral dan bersikap netral terhadap penyelidikan ilmiah. Sehingga dalam penerapan atau mengambil keputusan terhadap sikap ilmiah dan teknologi, terlebih dahulu mendapat pertimbangan moral dan ajaran agama.
Dalam hal kemiskinan struktural, ternyata adalah buatan manusia terhadap manusia lainnya yang timbul dari akibat dan dari struktur politik, ekonomi, teknologi dan sosial buatan manusia pula. Perubahan teknologi yang cepat mengakibatkan kemiskinan, karena mengakibatkan terjadinya perubahan sosial yang fundamental. Sebab kemiskinan diantaranya disebabkan oleh struktur ekonomi, dalam hal ini pola relasi antara manusia dengan sumber kemakmuran, hasil produksi dan mekanisme pasar. Kesemuanya merupakan sub sistem atau sub struktur dari sistem kemasyarakatan. Termasuk di dalamnya ilmu pengetahuan dan teknologi.



Opini:
Kemiskinan merupakan akibat dari dari perubahan teknologi yang secara tidak merata sehingga mengakibatkan ada daerah daerah yang belum tersentuh teknologi sedikitpun.
Perkembangan teknologi secara menyeluruh akan mampu untuk membuat suatu daerah tersebut lebih maju.

Selasa, 09 November 2010

ISD Bab 8. PERTENTANGAN SOSIAL & INTEGRASI MASYARAKAT

1. Kepentingsn Individu Untuk Memperoleh Harga Diri



Studi Kasus:


Harga diri adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri, ( Keliat B.A , 1992 ). Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif, dapat secara langsung atau tidak langsung di ekspresikan.
Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif, koping merupakan respon pertahanan individu terhadap suatu masalah. Jika koping itu tidak efektif maka individu tidak bisa mencapai harga dirinya dalam mencapai suatu perilaku.
Harga diri merupakan penilaian seseorang terhadap dirinya, individu dengan harga diri rendah akan merasa tidak mampu , tidak berdaya, pesimis dapat menghadapi kehidupan, dan tidak percaya pada diri sendiri. Untuk menutup rasa tidak mampu individu akan banyak diam, menyendiri, tidak berkomunikasi dan menarik diri dari kehidupan sosial.



Teori:

Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi individu itu sendiri. Jika individu berhasil dalam memenuhi kepentingannya, maka ia akan merasa puas dan sebaliknya kegagalan dalam memenuhi kepentingan ini akan banyak menimbullkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya.

Pada umumnya secara pskologis dikenal ada dua jenis kepentingan dalam diri individu, yaitu kepentingan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/pskologis. Oleh karena individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang individu yang sama persis didalam aspek pribadinya baik jasmani maupun rohani, maka dengan sendirinya timbul perbedaan individu dalam hal kepentingannya. Perbedaan tersebut secara garis besar disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor pembawaan dan lingkungan sosial sebagai komponen utama bagi terbentuknya keunikan individu. Perbedaan pembawaan akan memungkinkan perbedaan individu dalam hal kepentingannya, meskipun dengan lingkungan yang sama. Sebaliknya lingkungan yang berbeda akan memungkinkan timbulnya perbedaan individu dalam hal kepentingan meskipun pembawaannya sama



Opini:

Setiap Individu berhak untuk memperoleh harga diri masing-masing tanpa adanya paksaan dari orang lain. Lingkungan sebagai salah satu faktor yang sangt mempengaruhi pembentukan harga diri seseorang. Jika lingkungan di sekitarnya baik maka orang tersebut juga akan mempunyai perilaku yang baik pula namun sebaliknya bila lingkungannya kurang bagus maka akan menghasilkan seseorang yang berperilaku kurang baik pula.

Sabtu, 06 November 2010

Bab 7. Masyarakat Kota dan Masyarakat Desa

 ISD Bab 7:
1. Menyebutkan 2 tipe masyarakat
2. Meyebutkan ciri-ciri mayarakat kota
3. Menyebutkan antara masyarakat kota dan desa

Study Kasus Bab 7:

Melihat dari berbagai aspek yang ada, baik kita lihat secara langsung ataupun melalui media informasi, baik cetak maupun media elektronik, bahwa betapa fenomena hidup yang ada dipedesaan mulai mengalami pergeseran nilai, norma serta adat istiadat yang tidak lagi dihiraukan oleh banyak penduduk desa yang ingin merasa kehidupannya berubah, baik ekonomi maupun status sosialnya.
Serta fenomena kehidupan perkotaan yang mempunyai motto hidup “Biar tekor asal Tersohor” menjadi sebuah gaya hidup serba boleh, walaupun itu melabrak norma-norma hukum lebih-lebih norma agama.





Teori 1:


Masyarakat pedesaan biasanya ditujukan pada sekumpulan orang yang bertempat tinggal di daerah desa atau jauh dari daerah ibukota/perkotaan. Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan masyarakat pedesaan lain. Masyarakat perkotaan merupakan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah perkotaan. Cirri dari masyarakat perkotaan antara lain kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan di desa dan lebih bersifat individulistis.


Opini 1:

Masyarakat di pedesaan cendrung lebih mempunyai sifat solidaritas yang lebih besar jika dibandingkan dengan masyarakat kota kebanyakan karena masyarakat pedesaan masih mempunyai asas gotong royong yang selalu mereka terapkan dalam kehidupan mereka. Masyarakat kota cendrung lebih bersifat individu karena mereka sangat jarang sekali untuk berada dirumah dikarenakan sibuk untuk bekerja sehinnga banyak waktu yang dihabiskan di kantor.




Teori 2:       
   Masyarakat perkotaan sering disebut urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada beberap ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
1. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu.
3. Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa.
5. Interaksi yang terjadi lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan dari pada faktor pribadi.
6. Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu.
7. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
Opini 2: 
Masyarakat kota juga mempunyai mata pencaharian yang beraneka ragam dan cendrung mempunyai kesibukan yang lebih dibanding masyarakat desa.
Teori 3:
perkotaan sering diidentikan dengan masyarakat modern (maju), dan tidak jarang pula dipertentangkan dengan masyarakat pedesaan, ada perbedaan tradisi dalam penelitian antropologi perkotaan dengan struktural dalam masyarakat, Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual. lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan. Ada beberapa ciri yang Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual. dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan

Opini 3:
Pola interaksi masyarakat pedesaan adalah dengan prinsip kerukunan, sedangkan masyarakat perkotaan dengan prinsip individualitas. Pemikiran dari masyarakat kota lebih maju daripada orang yang hidup di pedesaan. Pada hakekatnya semua orang itu sama hanya tempat tinggalnya yang berbeda. Dalam kehidupan janganlah membeda-bedakan seseorang karena itu juga dapat memecah kerukunan yang telah terjadi.




sumber: wikipedia, www.2lisan.com dan blogger yang tidak dikenal